Turunminum.id – Meskipun tidak memprioritaskan Piala AFC, pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares tetap berkomitmen untuk menjaga reputasi sepak bola Indonesia.
Ketika Liga 1 2023/24 memasuki putaran pertama yang hampir berakhir, pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, mulai mempertimbangkan posisi Juku Eja dalam klasemen sementara dan pertimbangan untuk mengesampingkan Piala AFC.
Saat ini, PSM berada di peringkat 11 dengan 18 poin. Namun, selisih poin mereka hanya lima angka dari Arema FC yang berada di posisi teratas zona degradasi.
Baca juga: PSM Kehilangan Yance Sayuri Hadapi Sabah FC di Piala AFC
Di sisi lain, PSM memulai kampanye Piala AFC 2023/24 dengan kekalahan 3-0 dari Hai Phong FC dari Vietnam. PSM akan menjadi tuan rumah untuk Sabah FC di Stadion Dipta Gianyar pada matchday kedua Grup H.
Tavares mengakui bahwa dia harus membuat prioritas antara dua kompetisi yang sedang diikuti oleh timnya. Menurut Tavares, sulit untuk mengejar kesuksesan seperti yang mereka raih musim lalu di Piala AFC, ketika mereka berhasil mencapai final zona ASEAN. Saat itu, performa PSM juga sedang bagus di kompetisi domestik.
“Kami menyadari bahwa akan sangat sulit untuk mengulangi prestasi musim lalu di Piala AFC. Kondisi saat ini berbeda. Kami harus realistis. Saat ini, saya lebih berfokus pada Liga 1 agar terhindar dari degradasi daripada Piala AFC,” ujar Tavares.
Meskipun begitu, Tavares menegaskan bahwa PSM tetap akan berusaha untuk menjaga reputasi Indonesia dalam sepak bola regional. Dia berharap pemain-pemainnya dapat tampil dengan baik dalam pertandingan melawan Sabah.
“Kami mencintai sepak bola, dan kami mewakili Indonesia di Piala AFC. Tentu saja, kami ingin memberikan citra yang baik di Piala AFC. Saya berharap bahwa 11 pemain inti dan pemain yang masuk sebagai pengganti dari bangku cadangan akan memberikan yang terbaik. Saya berharap yang terbaik akan menghasilkan hasil yang positif,” ujar Tavares.
Pelatih asal Portugal ini juga telah menganalisis gaya permainan Sabah. Menurut Tavares, klub Malaysia ini memiliki keunggulan dalam situasi set-piece. Pemain Indonesia, Saddil Ramdani, sering menjadi eksekutor dalam situasi set-piece, baik melalui tendangan bebas maupun tendangan sudut.
“Kami melihat bahwa mereka kuat dalam situasi umpan silang dan situasi set-piece. Mereka memiliki pemain yang sangat baik yang bisa melakukan tendangan dari luar kotak penalti. Mereka juga memiliki penyerang yang cepat. Jadi, dengan pemain yang sama, mereka dapat mengadopsi berbagai sistem, seperti empat atau tiga bek,” ungkap Tavares.***