Turunminum.id – Seorang pesepakbola Palestina bernama Omar Abu Al-Qattin dikabarkan tewas akibat ditempat tentara Israel pada Kamis, 22 Juni 2023. Hal ini diketahui setelah diungkapkan presiden Federasi Sepakbola Palestina, Jibril Rajoub, yang sekaligus mengecam aksi tersebut.
Jibril Rajoub mengatakan, pembunuhan terhadap seorang pesepakbola muda Palestina itu merupakan kejahatan kejam. Ia meminta organisasi olahraga internasional (IOC) agar menyelidiki aksi kejam itu.
Baca juga: FIFA Matchday Selanjutnya, Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Cari Poin
“Eksekusi tentara Israel yang dilakukan terhadap pemain muda kami merupakan kejahatan yang tak bisa dibungkam organisasi olahraga internasional (IOC). Harus segera dilakukan penyelidikan atas kejahatan yang menimpa atlet Palestina,” kata Jibril Rajoub seperti dikutip dari laman resmi Facebook Federasi Sepakbola Palestina.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Omar Abu Al-Qattin yang kini berusia 25 tahun merupakan pemain klub kasta ketiga Liga Palestina, Turmus Ayya. Ia meninggal dunia setelah terkena tembakan di bagian dada.
Saat kejadian, Omar Abu Al-Qattin sedang ada di rumahnya di kawasan Tarmasia. Omar Abu Al-Qattin tak bisa melarikan diri karena kawasan tersebut sedang dikepung tentara Israel.
Menurut laporan Federasi Sepakbola Palestina, Omar Abu Al-Qattin merupakan pesepakbola kedua Palestina yang meninggal dunia karena serangan tentara Israel dalam enam bulan terakhir.
Oleh karena itu,PBB maupun FIFA selaku Federasi Sepakbola Dunia diminta harus bergerak cepat demi menghentikan aksi brutal Israel. Sebelumnya pada 30 Maret 2023, tentara Israel sempat menyerang laga final Piala Liga Palestina yang mempertemukan Jabal Al Mukkaber vs Balata FC.
Saat itu, Israel melakukan serangan brutal ke arah tribun penonton maupun lapangan dengan menembakkan gas air mata. Akibatnya, banyak suporter dan pemain yang sesak nafas karena serangan brutal tersebut.
Baca juga: Erick Thohir Ungkap Kebocoran Tiket Laga Indonesia vs Argentina
Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) mengecam tindakan Israel tersebut. AFC menyebut tindakan tersebut tak bisa dibiarkan, mengingat banyak anak-anak dan perempuan yang menjadi korban.
Di saat AFC bersuara, FIFA terkesan tutup kuping. Sampai sekarang, FIFA belum juga memberikan hukuman atau teguran kepada Federasi Sepakbola Israel (IFA).