Turunminum.id – Pembinaan pemain usia dini di level akar rumput memiliki berbagai tantangan yang harusnya mendapatkan perhatian lebih. Pengelola Diklat Sepak Bola Cilo Sportivo, Edy Prayitno menemukan berbagai tantangan yang perlu disikapi bersama-sama.
Mantan Pelatih Kepala PPLP Jawa Tengah periode 2008-2013 itu menegaskan, pembinaan sepak bola sejak dini maupun hinga senior tidak selalu berkaitan dengan aspek teknik dan taktik, melainkan juga harus mempromosikan nilai-nilai kejujuran yang menjadi pondasi utama.
Hal itulah yang selama ini menjadi pegangan bagi Edy Prayitno saat bertugas di mana pun, baik itu menjadi pembina di sekolah sepak bola (SSB) maupun menjadi asisten yang membantu pelatih Carlos De Mello menangani Timnas Pelajar Indonesia U-19 itu.
“Kami berusaha meletakkan teknik dasar yang benar dan mengajarkan kejujuran. Kebetulan, tagar kehidupan kami ialah kejujuran adalah mata uang yang berlaku di mana saja,” kata Edy saat berbagi pengalaman, Solo, Sabtu (25/11).
“Dengan kejujuran ini, semua serba-terbuka dan ada statistiknya, sehingga PPLP Jawa Tengah bisa tiga tahun berturut-turut juara di Indonesia, tahun 2011, 2012, dan 2013. Itu semua kami lakukan karena kejujuran,” ujar dia melanjutkan.
Menurut pria asal Magelang, Jawa Tengah itu, kejujuran dalam sepak bola sebetulnya tak hanya berada dalam lingkup pencurian umur di dunia pembinaan usia dini, tetapi juga aspek-aspek lainnya dalam tata kelola sepak bola.
“Kejujuran itu tidak hanya sebatas persoalan pencurian umur, tetapi di segala bidang. Misalnya, kejujuran dalam pemilihan pemain. Itu harus jujur, yang baik dikatakan baik, yang buruk dikatakan buruk. Dengan demikian hasilnya bisa maksimal,” katanya.
“Kemudian, penunjukan pelatih harus jujur. Pelatih-pelatih yang berprestasi harus diberi kesempatan. Harapan kami, kejujuran ini tidak hanya ada di lingkup pencurian umur, tetapi sepak bola bisa menginspirasi di kehidupan,” lanjutnya.