PSSI Era Ketua Umum Kardono
Era kepemimpinan Ketua Umum PSSI Kardono pernah merasakan puncak kejayaannya. Kardono dilantik sebagai Ketua Umum PSSI pada bulan November 1983 hingga kepemimpinannya berakhir pada 1991 silam.
Kardono dilantik menjadi Ketua Umum PSSI pada bulan November 1983 dengan mengalahkan banyak saingan, di antaranya pengusaha tenar Probosutedjo yang punya klub Mertju Buana.
Naiknya Kardono sudah diatur oleh panitia kongres. Sebelum utusan perserikatan di daerah-daerah datang ke kongres, Pengurus Harian PSSI, Suparjo Pontjowinoto, mengirim telegram yang isinya, hanya Kardono yang direstui oleh pimpinan nasional untuk jabatan Ketua Umum PSSI.
Sementara itu, di era kepemimpinan Kardono, PSSI berhasil memperoleh kejayaannya sejak pertama kali berdiri pada 30 tahun silam.
Pasalnya, pada saat itu PSSI berada di era keemasan dan berhasil meraih medali emas pertama di ajang SEA Games 1987 dan memperoleh medali emas kedua pada 1991.
Pada eranya pula Timnas Indonesia berhasil melaju hingga ke semifinal Asian Games 1986 serta menembus babak play-off Kualifikasi Piala Dunia 1986.
Prestasi ini diraihnya dalam rentang masa jabatan sembilan tahun (1983-1991). Tak heran jika dirinya disebut sebagai Ketua Umum PSSI terbaik.
Persiapan Kardono tak main-main dalam menatap semua ajang tersebut. Ia mulai mengatur berbagai program persiapan hampir satu tahun menjelang turnamen.
Di zaman kepengurusan Kardono pula PSSI diterima menjadi anggota AFC (Asian Football Confederation), bahkan menjadi pelopor pembentukan AFF (Asean Football Federation).
Sehingga Kardono sempat menjadi wakil presiden AFF untuk selanjutnya Ketua Kehormatan.
Pada separuh masa jabatannya, Kardono disibukkan oleh masalah suap. Terus terang ia mengakui sulit membawa kasus suap ke pengadilan.
“Belum ada bukti yang kuat untuk bisa membawa kasus itu ke pengadilan. Harus ada saksi kapan uang suap itu diserahkan dan di mana diserahkan,” katanya dalam dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, Mei 1985 silam.