Turunminum.id – Eric Cantona, legenda Manchester United, secara tegas mengungkapkan ketidakpuasannya terkait keputusan kontroversial klub yang memutus kontrak Sir Alex Ferguson sebagai duta.
Cantona menyebut tindakan ini sebagai penghinaan terhadap salah satu manajer paling sukses dalam sejarah sepak bola dan mencerminkan hilangnya rasa hormat dari manajemen klub.
Sir Alex Ferguson: Sosok Ikonik dalam Sejarah United
Nama Sir Alex Ferguson identik dengan kejayaan Manchester United.
Selama 26 tahun masa baktinya, Ferguson meraih 38 gelar, termasuk 13 trofi Premier League dan dua gelar Liga Champions.
Setelah pensiun pada 2013, Ferguson tetap terlibat dengan klub sebagai duta besar global dengan bayaran sekitar 2 juta poundsterling per tahun. Ia juga menjabat sebagai direktur klub.
Namun, keputusan Manchester United untuk menghentikan perannya sebagai duta pada akhir kontraknya tahun depan menimbulkan gelombang kritik.
Keputusan ini dilaporkan sebagai bagian dari langkah penghematan oleh pemilik minoritas baru, Ineos.
Meski Ferguson masih diperbolehkan menghadiri pertandingan di Old Trafford, keputusan tersebut memicu reaksi keras dari berbagai pihak.
Reaksi Marah Eric Cantona
Eric Cantona, yang pernah menjadi anak asuh Ferguson, secara terang-terangan mengecam keputusan ini di media sosial.
“Sir Alex seharusnya punya kebebasan penuh di klub hingga akhir hidupnya. Ini penghinaan besar! Dia akan selamanya menjadi bos saya.”
“Dan saya akan memasukkan semua pengambil keputusan ini ke dalam karung berisi kotoran!” ujar Cantona dalam unggahannya yang penuh emosi.
Pernyataan Cantona menggambarkan betapa besarnya pengaruh Ferguson terhadap para mantan pemainnya.
Rasa hormat dan loyalitas yang mendalam kepada Ferguson membuat keputusan ini dianggap mencederai hubungan emosional yang telah lama terjalin antara Ferguson dan klub.
Kecaman dari Mantan Pemain Lainnya
Keputusan tersebut juga tidak luput dari perhatian mantan pemain lain seperti Rio Ferdinand, yang turut mengkritik manajemen klub.
Ferdinand menulis di media sosial, “Jika mereka bisa memutus kontrak Sir Alex, maka tidak ada yang aman di Manchester United. Siapa pun bisa disingkirkan.”
Komentar Ferdinand mencerminkan ketakutan bahwa langkah ini mengirimkan sinyal kuat kepada anggota klub lainnya.
Bahwa bahkan mereka yang pernah berperan besar dalam kejayaan Manchester United tidak kebal dari kebijakan penghematan yang sedang diterapkan.
Kebijakan Pemotongan Biaya oleh Ineos
Pengambilalihan kendali minoritas Manchester United oleh Jim Ratcliffe dan Ineos pada Februari 2024 membawa perubahan signifikan dalam manajemen keuangan klub.
Salah satu langkah pertama yang diambil adalah pemotongan anggaran operasional, termasuk pemutusan kontrak Ferguson sebagai bagian dari upaya penghematan.
Ineos dikabarkan berencana menghemat sekitar 10 juta poundsterling per tahun dengan memangkas 250 pekerjaan di klub.
Penghematan lainnya termasuk pemotongan tunjangan staf untuk acara-acara besar seperti final Piala FA.
Manajemen juga mengurangi tiket gratis bagi karyawan untuk teman dan keluarga serta fasilitas transportasi dan makan selama pertandingan.