Turunminum.id – Chelsea secara resmi melepas Conor Gallagher ke Atletico Madrid pada awal musim 2024/2025.
Keputusan ini mengundang pertanyaan karena Gallagher, yang merupakan produk akademi Chelsea, menunjukkan performa yang cukup impresif.
Saga transfer Gallagher menjadi sorotan utama, terutama bagi para penggemar Chelsea. Ada dinamika rumit yang menyertai proses transfer pemain berusia 24 tahun ini.
Gallagher diketahui menolak tawaran kontrak baru dari Chelsea sebanyak tiga kali sebelum akhirnya bergabung dengan Atletico Madrid.
Pada Juni 2024, Gallagher juga menolak opsi untuk pindah ke Aston Villa. Pada akhirnya, Atletico Madrid membayar €42 juta kepada Chelsea untuk mendapatkan Gallagher, yang menandatangani kontrak berdurasi lima tahun hingga Juni 2029.
Catatan Statistik Gallagher Musim 2023/2024
Selama musim 2023/2024, Conor Gallagher tampil sebagai salah satu pemain kunci Chelsea.
Dia hanya absen sekali dari total 38 pertandingan yang dimainkan Chelsea di Premier League, sebuah pencapaian yang sangat luar biasa.
Selama penampilannya tersebut, Gallagher berhasil mencetak lima gol untuk The Blues. Statistik berikut menggambarkan betapa besar kehilangan yang akan dialami Chelsea tanpa Gallagher.
Menurut data yang dihimpun oleh Squawka, Gallagher adalah pemain yang paling banyak menyentuh bola (2.603 kali), memiliki penguasaan bola (221 kali), dan menang duel (212 kali).
Selain itu, Gallagher juga merupakan pemain yang paling sering dilanggar (83 kali) dan melakukan intersep (43 kali).
Dengan catatan tersebut, Gallagher adalah pemain dengan kreasi peluang (53 peluang) terbanyak kedua di Chelsea.
Identitas Lokal dan Rasa Cinta yang Mendalam
Conor Gallagher menjadi sosok yang sangat populer di kalangan penggemar Chelsea.
Sebagai produk akademi yang berhasil menembus tim utama Chelsea, Gallagher menjadi ikon bagi pemuda lokal.
Bahkan, dirinya sempat dipercaya agar menjadi kapten Chelsea untuk musim 2024/2025.
Jurnalis BBC Sport, Nizaar Kinsella, menulis bahwa banyak penggemar Chelsea merasa kecewa dengan perlakuan terhadap Gallagher.
Dan kepergiannya, terutama karena dia adalah gelandang lokal yang menunjukkan cinta mendalam terhadap klub.
“Ada banyak kesamaan dengan kepergian Mason Mount ke Manchester United musim panas lalu.”