Turunminum.id – Harga saham Manchester United di Bursa Efek New York (NYSE) mengalami penurunan signifikan hingga mencapai 18,22 persen pada Selasa, 5 September 2023, waktu setempat.
Hal ini mengakibatkan kerugian valuasi klub sebesar lebih dari £600 juta (Rp11,5 triliun), seperti yang dilaporkan oleh Sky Sports.
Pada Jumat, 1 September 2023, sebelumnya, harga saham MU berada pada angka $23,66, tetapi turun drastis menjadi $18,83 pada Selasa dan akhirnya ditutup pada angka $19,35 (NYSE tutup Senin sebelumnya karena Hari Buruh).
Baca juga: Manchester United Didesak Pecat Antony Imbas Kasus KDRT Terhadap Mantan Pacarnya
Penurunan tajam dalam harga saham ini terjadi hanya beberapa hari setelah laporan dari Mail On Sunday yang mengklaim bahwa keluarga Glazer telah menarik Manchester United dari pasar dan membatalkan rencana penjualan kepemilikan mereka kepada Sheikh Jassim bin Hamad Al-Thani dari Qatar.
Konglomerat Qatar tersebut telah bersaing dengan CEO INEOS, Sir Jim Ratcliffe, dalam upaya membeli The Red Devils sejak bulan Februari. Penawaran yang diajukan mencapai angka £6 miliar (Rp111,5 triliun).
Seorang narasumber yang memiliki hubungan dekat dengan Nine Two Foundation milik Sheikh Jassim mengungkapkan bahwa mereka belum menerima tanggapan resmi dari keluarga Glazer atau Raine Group (yang bertanggung jawab atas proses penjualan) sejak mengajukan tawaran terakhir pada bulan Juni lalu.
Penurunan harga saham ini adalah yang terbesar sejak Manchester United pertama kali menjadi perusahaan publik dan mencatatkan sahamnya di bursa efek pada tahun 2012. Penurunan terbesar sebelumnya adalah sekitar 13,2 persen pada tanggal 12 Maret 2020, ketika pandemi COVID-19 memaksa Liga Premier Inggris untuk dihentikan sementara.***