Turunminum.id – Nama Jorginho tampaknya mulai memudar dari deretan pemain top di Eropa.
Gelandang asal Italia ini mengalami penurunan drastis dalam hal menit bermain, baik di level klub bersama Arsenal maupun di Timnas Italia.
Sejak puncak kariernya beberapa tahun lalu, Jorginho tampak semakin jarang muncul sebagai pemain inti, hingga menimbulkan spekulasi tentang masa depannya di dunia sepak bola.
Kejayaan Jorginho di Masa Lalu
Tidak bisa dipungkiri bahwa Jorginho pernah berada di level tertinggi sepak bola dunia.
Puncak kariernya datang pada tahun 2021 ketika dia menempati posisi ketiga dalam penghargaan Ballon d’Or, di belakang Robert Lewandowski dan Lionel Messi.
Pencapaian tersebut merupakan hasil dari performa gemilangnya selama periode tersebut.
Pada tahun yang sama, Jorginho berperan penting dalam kesuksesan Timnas Italia memenangkan Euro 2020.
Dia juga menjadi kunci dalam keberhasilan Chelsea merebut gelar Liga Champions 2020/2021.
Kombinasi prestasi ini menjadikan Jorginho salah satu gelandang terbaik di dunia pada masanya.
Namun, segala kesuksesan tersebut tampak semakin jauh dari jangkauan Jorginho setelah kepindahannya ke Arsenal. Pada Januari 2023, ia resmi bergabung dengan The Gunners.
Meski awalnya dianggap sebagai rekrutan penting, menit bermainnya semakin terbatas, terutama di musim-musim berikutnya.
Tenggelam di Arsenal
Meski memberikan kontribusi positif di lini tengah Arsenal pada paruh kedua musim 2022/2023, Jorginho tidak mampu mempertahankan peran utamanya.
Pada musim tersebut, ia membantu Arsenal tetap kompetitif dalam perburuan gelar Liga Inggris, meskipun akhirnya mereka gagal meraih trofi.
Performa Jorginho saat itu masih cukup baik untuk diandalkan oleh Mikel Arteta.
Namun, musim 2023/2024 membawa perubahan besar. Arsenal mendatangkan Declan Rice dari West Ham dengan biaya transfer yang sangat besar.
Kehadiran Rice di lini tengah membuat posisi Jorginho semakin terpinggirkan.
Rice menjadi pilihan utama di lini tengah, dan Jorginho lebih sering menghiasi bangku cadangan.
Data menunjukkan bahwa dari 24 pertandingan yang dimainkan Arsenal di Premier League musim itu, Jorginho hanya 10 kali tampil sebagai starter.
Angka ini mencerminkan betapa ia mulai kehilangan peran sentral di tim utama.
Selain Rice, persaingan juga datang dari pemain lain seperti Thomas Partey, yang turut mempersempit peluang Jorginho tampil secara reguler.
Persaingan di lini tengah Arsenal semakin ketat memasuki musim 2024/2025.
Selain harus bersaing dengan Rice dan Partey, Arsenal juga merekrut Mikel Merino, pemain yang tampil apik bersama Real Sociedad.
Kehadiran Merino menambah tantangan bagi Jorginho untuk mendapatkan menit bermain yang layak.
Terpinggirkan dari Timnas Italia
Tak hanya di level klub, posisi Jorginho di Timnas Italia juga mengalami kemunduran signifikan.
Pada puncak kariernya, Jorginho adalah bintang utama Gli Azzurri saat menjuarai Euro 2020.
Dia memainkan peran yang sangat penting di lini tengah Italia, bahkan hanya sekali absen sepanjang turnamen tersebut, yaitu pada pertandingan melawan Wales di fase grup.
Namun, perubahan pelatih di Timnas Italia berdampak negatif bagi karier internasional Jorginho.
Setelah Roberto Mancini mengundurkan diri, posisi pelatih diambil alih oleh Luciano Spalletti.
Pergantian ini membawa perubahan besar dalam komposisi skuad, dan sayangnya, Jorginho bukan lagi pilihan utama Spalletti di lini tengah.
Pada awal masa kepelatihan Spalletti, Jorginho masih masuk dalam rencana tim. Bahkan, ia dipanggil untuk memperkuat Italia di ajang Euro 2024. Namun, seiring berjalannya waktu, peran Jorginho semakin berkurang.
Dalam dua laga terakhir yang dimainkan Italia, Jorginho tidak lagi terlibat, menandakan bahwa ia mulai kehilangan tempat di Timnas.
Keputusan Spalletti untuk lebih memilih pemain muda dan segar di lini tengah membuat Jorginho harus berjuang keras jika ingin kembali menjadi pilihan utama.
Dia kini harus bersaing dengan gelandang-gelandang baru yang memiliki kecepatan dan stamina yang lebih baik.