Turunminum.id – Baper karena merasa kerap diberitakan negatif, Manchester United (MU) boikot sejumlah besar media ternama.
Manchester United tengah bersitegang dengan sejumlah media, di mana empat jurnalis terkenal asal Inggris disebutkan tidak diizinkan hadir di konferensi pers Erik Ten Hag.
MU akan bertanding di Premier League pada pertengahan pekan ini, menjamu Chelsea pada pekan ke-15 Premier League 2023/2024, Kamis (7/12/2023) dini hari nanti.
Satu hari sebelum pertandingan, Premier League mewajibkan semua tim yang bertanding untuk menggelar konferensi pers. Erik Ten Hag dijadwalkan akan mengadakan konferensi pers pada Selasa (5/12/2023) malam WIB.
Baca juga: Bek Chelsea Semangat Tambah Penderitaan Manchester United
The Daily Mail melaporkan bahwa ada sesuatu yang tidak biasa dengan konferensi pers MU ini. Empat jurnalis kenamaan dikabarkan tidak diizinkan hadir dalam konferensi pers tersebut.
Menurut laporan tersebut, empat jurnalis yang dimaksud adalah Samuel Luckhurst (Manchester Evening News), Rob Dowson (ESPN), David McDonell (The Mirror), dan Kaveh Solhekol (Sky Sports). Keempatnya biasanya aktif mengulas berita mengenai Manchester United.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa keempat jurnalis ini dilarang hadir di konferensi pers Erik Ten Hag. Larangan itu karena sebelumnya mereka telah memberitakan adanya perpecahan di ruang ganti Manchester United akibat kehadiran Erik Ten Hag.
Laporan yang sama juga mengklaim bahwa perwakilan MU memberikan alasan mengapa keempat jurnalis terkenal tersebut dilarang hadir di konferensi pers Erik Ten Hag.
Baca juga: Manchester United Kalah Lagi, Erik ten Hag Singgung Gol yang Dianulir
Mereka menekankan bahwa MU sebenarnya tidak keberatan dengan liputan tersebut, mengingat ini bukan pertama kalinya Setan Merah menghadapi situasi serupa.
Namun, MU memutuskan untuk melarang keempat jurnalis tersebut hadir karena dianggap melakukan liputan yang tidak seimbang. Mereka disinyalir tidak menghubungi Manchester United atau memberikan kesempatan bagi Setan Merah untuk menjelaskan kabar yang beredar.
Hal itu dianggap menciptakan preseden negatif di kalangan pendukung klub.***