Turunminum.id – Eks asisten pelatih Manchester United, Steve McClaren mengungkapkan bahwa hal yang paling mencolok dari Erik Ten Hag dibandingkan pendahulunya.
Ralf Rangnick dan Ole Gunnar Solskjaer, adalah keberanian Ten Hag dalam menghadapi Cristiano Ronaldo.
Ten Hag tidak mau berkompromi atau menyesuaikan gaya bermain tim hanya demi mengakomodasi bintang asal Portugal tersebut.
Cristiano Ronaldo dan Manchester United
Cristiano Ronaldo kembali ke Manchester United pada tahun 2021, setelah sebelumnya sempat memperkuat Real Madrid dan Juventus.
Kepulangannya disambut hangat oleh manajer saat itu, Ole Gunnar Solskjaer.
Namun, kebersamaan Ronaldo dengan Solskjaer tak berlangsung lama, karena sang manajer Norwegia akhirnya dipecat beberapa bulan setelah kedatangan CR7.
Posisi Solskjaer kemudian digantikan oleh Ralf Rangnick. Sayangnya, Rangnick tidak mampu membawa perubahan signifikan pada performa tim dan hanya bertahan selama beberapa bulan di kursi pelatih sementara.
Musim panas berikutnya, Manchester United menunjuk Erik Ten Hag, pelatih yang sukses bersama Ajax Amsterdam, untuk membangun kembali kekuatan tim.
Ten Hag dan Standar di Manchester United
Erik Ten Hag membawa standar yang tinggi dan spesifik terkait bagaimana pemain Manchester United harus tampil di lapangan. Standar inilah yang kemudian menjadi permasalahan bagi Cristiano Ronaldo.
Menurut Steve McClaren, Ronaldo kesulitan untuk mengikuti aturan dan tuntutan yang diterapkan oleh Ten Hag.
Yang akhirnya menyebabkan sang megabintang sering dikesampingkan dari skuad utama.
“Ia datang dengan standar yang telah ditetapkan. Ada aturan, cara bermain, dan jika Anda tidak berlari, Anda tidak bermain,” ungkap McClaren dalam wawancaranya dengan The Telegraph.
Ten Hag dikenal sebagai pelatih yang sangat tegas dalam menegakkan disiplin di lapangan.”
“McClaren menggambarkan pendekatan pelatih asal Belanda ini sebagai sesuatu yang sangat kaku, tanpa memberi ruang fleksibilitas bagi para pemain untuk berimprovisasi atau mencari celah.”
“Semua pemain diharuskan untuk mematuhi aturan yang telah dibuat, dan jika ada yang tidak sesuai dengan standar, mereka tidak akan diberi tempat dalam tim utama.”
“Inilah yang harus Anda lakukan, atau Anda tidak akan bermain. Ia berani menghadapi Ronaldo, dan itu benar,” tegas McClaren.
Perbedaan Ten Hag dengan Rangnick dan Solskjaer
Salah satu perbedaan mendasar yang dilihat McClaren dari Ten Hag adalah kemampuannya untuk menghadapi Ronaldo.
Sesuatu yang menurutnya tidak dimiliki oleh dua pelatih sebelumnya, Rangnick dan Solskjaer.
Rangnick dan Solskjaer, menurut McClaren, cenderung berusaha menyesuaikan strategi mereka untuk mengakomodasi Ronaldo. Namun, hasilnya tidak maksimal.
“Manajer lain telah mencoba beradaptasi dengan Ronaldo, tapi Erik merasa tidak perlu melakukan itu,” ujar McClaren.
Keputusan Ten Hag untuk tetap teguh pada prinsipnya dan tidak menyesuaikan gaya bermain Manchester United demi satu pemain, bahkan seorang Ronaldo, adalah sebuah langkah berani.
Ten Hag fokus pada pengembangan tim secara keseluruhan dan tidak ingin mengorbankan filosofi permainan hanya demi satu individu, meskipun pemain tersebut adalah salah satu yang terbaik di dunia.
“Rangnick telah mencoba, tapi itu tidak berhasil, dan Ole juga demikian. Jadi Erik berpegang teguh pada prinsipnya dan mengembangkan pemain-pemain lainnya,” tambah McClaren.