Turunminum.id – Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavarez mengusung startegi kekuatan menyerang yang menjadi kelebihan pemainnya. Bernardo Tavarez tidak terlalu berpatokan pada statistik penguasaan bola, akan tetapi lebih pada memaksimalkan kekuatan pemain yang cenderung menyerang.
Berdasarkan statistik laga terakhir saat PSM menang tipis 1-0 menjamu Persis Solo pada laga pekan ke-10 Liga 1 2023/2024 lalu. Tim tuan rumah kalah jauh dari penguasaan bola oleh Persis Solo.
PSM hanya menguasai bola sebanyak 33 persen. Sedangkan tim tamu justru mengendalikan permainan dengan 67 persen penguasan bola. Timpangnya jumlah penguasaan bola tersebut membuat PSM mendapatkan sorotan.
Pelatih Bernado Tavares menegaskan tidak akan ambil pusing. Dia mengatakan sepak bola bukan hanya sekedar penguasaan bola.
Baca juga: Kisah Ronald Fagundez, Legenda PSM Makassar yang Bercita-cita jadi Pelatih Namun Harus Jualan Roti
PSM akan bermain secara dinamis menyesuaikan dengan kondisi pertandingan namun tetap mengedepankan permainan efektif. “Kalau misal kita sedang memimpin kenapa kita harus pegang bola dan membuat kesalahan,” tegas pelatih asal Portugal itu.
Bernardo Tavarez mengatakan strategi bermain lebih banyak melakukan transisi menyerang karena pemain-pemain kuat dalam transisi menyerang.
Memang, hal ini segaris dengan statistik pertandingan PSM lebih unggul dalam menyerang dan membuat peluang. Tercatat Kenzo Nambu dkk melepaskan 16 tembakan dan lima di antaranya mengarah ke gawang Persis Solo yang dijaga Pancar Nur Widiastono.
Selain itu juga tercatat PSM melakukan 10 kreasi serangan sepanjang 90 menit pertandingan. Sedangkan Persis hanya melakukan 8 tembakan dan hanya tiga yang tepat sasaran. Lalu hanya membuat enam kreasi serangan.
Dari segi pertahanan PSM juga lebih solid. Tim berjuluk Juku Eja berhasil meredam serangan-serangan Persis dengan 46 kali intersep, 27 tekel bersih dan 8 kali sapuan. “Kita membuat peluang dan shoot lebih banyak dan corner lebih banyak,” katanya.
Bernardo Tavares juga menegaskan bahwa sepak bola berorientasi pada hasil dan mencetak gol. Dia tidak keberatan jika harus bermain ditekan. “Saya lebih baik kita membuat peluang dan mencetak gol daripada kita lama pegang bola tidak ada artinya,” tutupnya.