Turunminum.id – Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso minta PSSI agar segera menerapkan sistem Video Assistant Referee (VAR) di Liga 1 2023/2024. Hal ini dikarenakan Persebaya Surabaya merasa dirugikan wasit saat menghadapi Barito Putera.
“VAR itu tentunya sangat bermanfaat. Dalam sepak bola maju, di Eropa, semua menggunakan VAR. Bahkan di Thailand, atau Vietnam kalau tidak salah, itu sudah menggunakan VAR,” kata Aji Santoso.
Seperti yang kita ketahui, Persebaya merasa menjadi korban keputusan kontroversi wasit pada pekan kedua BRI Liga 1 2023/2024. Laga itu berakhir dengan skor 1-1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (8/7/2023).
Thoriq Alkatiri yang menjadi pengadil dalam laga BRI Liga 1 itu mendapat sorotan dari publik. Penyebabnya, wasit berlisensi FIFA itu dianggap membuat keputusan kontroversial.
Satu momen krusial menjadi perbincangan adalah saat pemain belakang Barito Putera, Bagas Kaffa, menarik kaus pemain asing Persebaya, Song Ui-Young, hingga terjatuh di dalam kotak penalti.
Thoriq Alkatiri memilih tidak memberikan hadiah penalti meski insiden itu terjadi di depan matanya. Dia juga tidak menganggap tindakan Bagas Kaffa itu sebagai pelanggaran. Sontak saja, para pemain Persebaya melancarkan protes.
Aji Santoso mengatakan VAR akan sangat membantu meminimalisir kesalahan-kesalahan yang terjadi di atas lapangan. Dia pun berharap teknologi itu bisa secepatnya diterapkan di BRI Liga 1 2023/2024.
“Itu satu persyaratan untuk mengurangi risiko-risiko kesalahan. Ada kesalahan seperti kemarin di GBT itu, kalau dilihat VAR jadinya penalti. VAR itu memang secepatnya dibutuhkan,” ujar Aji Santoso.
“Lebih banyak keputusan yang mengandalkan VAR. Tidak hanya melawan Persebaya melawan Barito. Ada beberapa pertandingan Arema melawan Persib. Tangerang juga sama PSIS itu perlu VAR semua, jatuhnya pemain itu di luar atau di dalam,” imbuhnya.
Seperti yang disampaikan sebelumnya, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir telah merancang program menerapkan VAR di BRI Liga 1 musim ini. Hanya saja, biayanya terhitung besar, yakni menembus Rp100 miliar.
Baca juga: Analisa Thomas Doll, Format Baru Liga 1 2023/2024 Bikin Perjuangan Tim Babak Reguler Sia-sia
Teknologi yang bisa membantu wasit mengambil keputusan tersebut ditargetkan mulai digunakan pada Februari 2024.
“Memang butuh biaya tinggi, tapi itulah bagian pengembangan sepak bola, mesti memerlukan finansial yang tinggi. Itu bagus dan sudah dicanangkan. Tetapi, kalau akan lebih cepat lebih baik,” tutur Aji Santoso.