Turunminum.id – PSIS Semarang menggelar rapat darurat setelah Sudi Abdallah mengalami cedera serius pada pembuka Liga 1 2024-2025. Ada kemungkinan PSIS akan mendatangkan satu pemain asing lagi.
Sudi Abdallah mengalami cedera pada aksi pertamanya di Liga 1 2024-2025. Ia salah jatuh dalam pertandingan melawan Persita Tangerang, Minggu (11/8), sehingga ditarik keluar menit ke-37.
Setelah pertandingan rampung, PSIS Semarang langsung melakukan Magnetic Resonance Imaging (MRI) di salah satu rumah sakit di Semarang.
Dari hasil MRI tersebut, Sudi Abdallah dipastikan mengalami cedera lutut bagian kanan yang serius. Makanya, PSIS Semarang langsung menggelar rapat darurat untuk menentukan langkah kedepan.
Ada kemungkinan PSIS Semarang akan mendatangkan penyerang asing baru sebagai pengganti Sudi Abdallah. Bursa transfer kompetisi Liga 1 2024-2025 akan ditutup pada Selasa (13/8/23).
“Kami cukup terkejut dengan report Sudi yang observasi awal ini cukup mengkhawatirkan. Ini kami segera rapat darurat dan diskusi dengan tim pelatih untuk menentukan langkah ke depan,” kata Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, Senin (12/8).
“Yang jelas kalau Sudi Abdallah operasi dan harus absen, klub akan bertanggung jawab untuk melakukan operasi serta memberi haknya sesuai kontrak dan kami siapkan di putaran kedua,” imbuh Yoyok Sukawi.
Hasil MRI dari Sudi Abdallah menunjukkan cedera yang serius. Dokter tim PSIS Semarang, Radityo Haryo, terus memantau cedera yang dialami bomber Timnas Burundi tersebut.
“Setelah pertandingan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut MRI pada Genue atau lutut kanan dengan hasil Partial Tear ACL dan Partial tear LCL. Terdapat juga cairan bebas yang diduga darah di sendi dan bisa dilakukan arthrocentesis pada sendi untuk memastikan cairan tersebut,” jelas Radityo Haryo.
“Saat ini pemain harus istirahat untuk pemulihan dan akan dilakukan rawat inap agar dapat terapi lebih lanjut dengan dipercepat penyembuhan dengan bantuan fisioterapis,” imbuhnya.
Tim medis PSIS Semarang melakukan observasi lebih lanjut untuk menentukan apakah Sudi Abdallah perlu dioperasi atau tidak.
“Masih belum bisa dipastikan terkait tindakan operasi atau cukup terapi PRP karena masih fase akut. Nanti setelah melewati fase akut dilakukan MRI Control saat cairan bebas di sendi sudah hilang supaya lebih jelas,” jelas Radityo Haryo.