Turunminum.id – Sejarah berdirinya Borneo Football Club, yang berbasis di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, merupakan sebuah klub sepak bola profesional yang dimiliki oleh H. Nabil Husien Said Amin. Borneo FC didirikan pada 7 Maret 2014, bermarkas di Stadion Segiri atau dikenal dengan sebutan Theater Of Hell.
Perjalanan Borneo FC dalam Liga Indonesia dimulai pada tahun 2014, ketika berkompetisi di Divisi Utama. Klub yang dikenal dengan julukan “Pesut Etam” ini berhasil promosi dan meraih gelar juara dalam kompetisi kasta kedua tersebut.
Pada pertandingan final, Borneo FC mengalahkan Persiwa Wamena dengan skor 2-1. Partisipasi Borneo FC dalam kompetisi ini bermula setelah akuisisi klub Perseba Super Bangkalan.
Baca juga: Borneo FC Gagal Menang saat Jamu Rans Nusantara, Pieter Huistra: Kurang Beruntung
Pada tahun 2015, Borneo FC mengikuti Indonesia Super League, juga dikenal sebagai QNB League, di level tertinggi sepak bola Indonesia. Namun, kompetisi ini terhenti setelah hanya dua pertandingan akibat larangan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga dan PSSI.
Pada tahun yang sama, Borneo FC juga berpartisipasi dalam Piala Presiden 2015, tetapi kiprahnya terhenti di babak 8 besar. Selanjutnya, Borneo FC ikut serta dalam Piala Jenderal Sudirman dan berhasil mencapai babak semifinal.
Pada tahun 2016, Borneo FC meraih trofi Piala Gubernur Kaltim dengan mengalahkan Madura United 1-0 dalam pertandingan final yang dilanjutkan hingga perpanjangan waktu. Namun, di Piala Bhayangkara, mereka gagal melaju dari fase grup.
Pada tahun yang sama, kompetisi tidak resmi bernama Indonesia Soccer Championship (ISC) A, juga dikenal sebagai Torabika Soccer Championship (TSC) A, diadakan. Borneo FC menempati peringkat kesembilan pada akhir kompetisi.
Pada awal tahun 2017, Borneo FC mencapai final Piala Presiden, tetapi kalah 5-1 dari Arema FC. Musim yang sama, mereka berkompetisi dalam Liga 1 2017 (dikenal juga sebagai Gojek Traveloka Liga 1 2017) dan menduduki peringkat kedelapan.
Meskipun mengalami beberapa keberhasilan, Borneo FC gagal mempertahankan gelar juara Piala Gubernur Kaltim (PGK) 2018 setelah hanya mencapai babak semifinal.
Pada musim 2019, Borneo FC menunjukkan performa baik, meskipun akhirnya tidak berhasil meraih tiket ke AFC Cup dan hanya mencapai babak semifinal Piala Indonesia. Prestasi klub terganggu oleh pandemi COVID-19, yang memaksa hentinya kompetisi.
Musim 2021-2022 menjadi catatan unik bagi Borneo FC, dengan pergantian tiga pelatih dalam satu musim. Klub ini berhasil finis di peringkat enam klasemen akhir, prestasi tertinggi sejauh ini dalam kompetisi sepak bola tingkat atas di Indonesia.
Pada musim 2022-2023, Borneo FC memulai kompetisi dengan optimisme, mengamankan pemain berkualitas dan mempertahankan kerangka tim dari musim sebelumnya. Prestasi mereka sebagai runner-up dalam Piala Presiden menunjukkan ambisi untuk meraih sukses lebih besar di masa depan, termasuk aspirasi untuk bersaing di kompetisi sepak bola Asia.
Terbukti, di musim tersebut, Borneo FC yang saat itu ditangani oleh Pieter Huistra berhasil menempati posisi empat klasemen akhir Liga I, sekaligus merupakan pencapaian terbaik bagi tim berjuluk Pesut Etam itu di Liga I.
Kini di musim baru 2023-2024, Borneo FC bercokol di urutan ke sembilan hasil dari enam kali main, dua kali menang, tiga kali seri, dan sekali kalah.
Sejarah Pusamania Suporter Borneo FC
Pada tahun 1994, kota Samarinda memiliki klub sepak bola yang dikenal sebagai PS Putra Samarinda. Klub ini sebelumnya dikenal dengan nama Persatuan Sepak Bola Putra Mahakam (PUMA).
Salah satu pemain nasional yang bermain untuk klub ini adalah Bambang Nurdiansyah. Mantan pemain timnas Indonesia ini sangat terkesan dengan semangat suporter di Samarinda.
Pada suatu kesempatan, Bambang Nurdiansyah atau yang akrab disapa Banur, bertemu dengan Suriansyah (Manajer PS Putra Mahakam saat itu) dan Tommy Ermanto (Ketua Pusamania). Dalam pertemuan tersebut, Banur berbagi pengalaman mengenai The Commandos, kelompok suporter Pelita Jaya pada masa itu. Dari sinilah muncul gagasan untuk mendirikan kelompok suporter serupa di Samarinda.
Menurut Reza Subekti, yang menjabat sebagai Humas Pusamania, kelompok suporter Pusamania pertama kali terbentuk pada tanggal 9 April 1994, ketika masih memberikan dukungan kepada tim yang bernama Putra Samarinda. Nama Pusamania diambil dari singkatan Putra Samarinda Mania.
Reza juga menyatakan bahwa hingga saat ini, Pusamania memiliki lebih dari delapan ribu anggota yang terbagi dalam beberapa wilayah seperti Samarinda dan di luar Samarinda, termasuk Pusamania Jogja, Pusamania Surabaya, Pusamania Surakarta, dan lainnya.
Warna utama yang diidentifikasikan dengan Pusamania adalah oranye, sehingga mereka sering dijuluki Republik Orange. Kelompok suporter ini adalah salah satu yang tertua di Indonesia dan juga merupakan anggota resmi dari Asosiasi Suporter Kalimantan Timur (AS Kaltim).
Setiap pertandingan Borneo FC, Pusamania selalu memberikan dukungan dengan kehadirannya. Tidak hanya di Theater Of Hell, julukan untuk Stadion Segiri di Samarinda, namun mereka juga melakukan perjalanan ke luar kota untuk menunjukkan cinta mereka terhadap tim Pesut Etam.
Pemain bintang yang pernah bermain di Borneo FC
Borneo FC tak main-main dengan ambisi mereka di kompetisi Liga I Indonesia. Sejumlah langkah mereka lakukan demi mewujudkan target tersebut, termasuk mendatangkan sejumlah pemain berlabel bintang.
Selain mempertahankan Pieter Huistra sebagai nakhoda, mereka juga mempertahankan sejumlah pemain lama, yang menjadi andalan musim lalu. Salah satu pemain yang dipertahankan tim tersebut adalah Matheus Pato, yang merupakan pendulang gol utama mereka.
Di sisi lain, Borneo FC juga mendatangkan sejumlah pemain untuk menambah kedalaman tim mereka. Ada nama-nama seperti Jelle Gosselink, Win Naing Tun, dan Silverio Junio yang didaratkan. Di sektor pemain lokal, mereka sukses memulangkan Nadeo Argawinata dan merekrut Rizky Dwi.
Selain itu nama-nama seperti Stefano Lilipaly, Diego Micheils, Abdul Rahman juga masih memperkuat Borneo FC. Bahkan nama-nama pemain seperti Boaz Salosaa, Titus Bonai dan mantan pemain West Ham Julien Faubert pernah memperkuat Borneo FC.***