Turunminum.id – Madura United FC klub asal Jawa Timur yang bermarkas di sumenep, Madura ini merupakan klub yang berlaga di Liga I Indonesia saat ini. Madura United FC termasuk klub yang cukup diperhitungkan di Liga I Indonesia dengan dihuni pemain-pemain potensial dan ternama.
Bahkan, Madura United yang kini dilatih oleh pelatih asing Mauricio Souza tampil cukup impresif di lima laga awal Liga I Indonesia dengan meraih tiga kemenangan, satu kali seri dan sekali kalah.
Madura United kini bertengger di posisi dua klasemen sementara di bawah Dewa United yang mengantongi poin sama. Terakhir Madura United berhasil meraih kemenangan tandang atas Barito Putera dengan skor 1-2.
Baca juga: Madura United Taklukkan Sang Tuan Rumah Barito Putera dengan Skor 2-1
Sejarah Berdirinya Madura United
Madura United memiliki berdiri pada gelaran ISL tahun 2014 silam, saat klub ini awalnya bernama Persepam atau Persatuan Sepak Bola Pamekasan, yang kemudian dikenal sebagai Persepam Madura.
Kemudian pada tahun 2016, klub berganti nama menjadi Persipasi Bandung Raya (PBR) setelah bergabung dengan Persipasi Bekasi. Namun, perjalanan klub tidak berhenti di sana.
Madura United akhirnya diakuisisi oleh Achsanul Qosasi (AQ) sebagai pemilik baru. Sejak saat itu, klub berganti nama menjadi Madura United FC dan bermarkas di Madura.
Pemilihan nama Madura United FC oleh pemilik bertujuan untuk menjadi pemersatu masyarakat Madura secara keseluruhan. Tim ini juga memilih menggunakan kostum loreng merah putih, mewakili warna khas Madura. Madura United FC dikenal dengan julukan Laskar Sape Kerrab.
Perubahan nama menjadi Madura United FC memberikan dampak positif bagi klub ini. Madura United menjadi tim yang disegani dan ditakuti lawan.
Klub ini juga berhasil menarik pemain-pemain kelas wahid, seperti Greg Nwokolo, Fabiano Beltrame, Ronaldo Kwateh, dan mantan pemain Westbromwich Albion, Peter Odemwingie, yang ikut meramaikan kompetisi sepakbola di Indonesia.
Klub ini didirikan pada tahun 1986 dan bermarkas di Stadion Gelora Madura, dengan basis di Bangkalan, Madura. Madura United memiliki pemain-pemain terkenal seperti Fachrudin Aryanto sebagai kapten tim, Slamet Nur Cahyo, Bayu Gatra, dan pemain naturalisasi Indonesia Beto Goncalves yang menjadi bagian dari tim berjuluk Sape Kerrah ini.
Madura United Pernah Mengalami Degradasi
Pertandingan yang paling berkesan bagi Achsanul Qosasi adalah saat Persepam Madura United berhadapan dengan Persipura Jayapura pada 5 September 2014.
Pada pertandingan tersebut, Persepam Madura United hanya membutuhkan hasil seri untuk menghindari degradasi. Namun, harapan mereka buyar setelah Robertino Pugliara mencetak gol di masa tambahan waktu, sehingga Persipura memenangkan pertandingan dengan skor 1-0.
Kekalahan ini menyisakan kesedihan mendalam bagi Achsanul Qosasi. Bahkan pelatih Arcan Iurie sampai pingsan di atas lapangan, dan suporter harus memberikan dukungan emosional kepada Achsanul Qosasi yang sedang tersedu-sedu di ruang ganti.
Selepas Indonesia Super League (ISL) 2014 berakhir, Achsanul Qosasi terpaksa menyerahkan pengelolaan klub kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan karena perubahan hak paten nama klub. Namun, setelah satu tahun vakum dari dunia sepak bola, Achsanul Qosasi menemukan cara untuk menghidupkan kembali Madura United.
Pada tanggal 10 Januari 2016, Achsanul Qosasi akhirnya mengakuisisi penuh Persipasi Bandung Raya (PBR) yang kemudian menjadi Madura United. Pemilihan nama klub ini bertujuan untuk menjadi simbol persatuan masyarakat Madura. Selain itu, PT. Polana Bola Madura Bersatu (PBMB) sebagai pengelola klub, memilih jersey loreng merah putih yang merupakan ciri khas Madura.
Kini, setelah tujuh tahun berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Madura United telah mencapai prestasi yang membanggakan dan tidak lagi dipandang sebelah mata.
Suporter Madura United
K-Conk Mania adalah kelompok suporter klub sepak bola Madura United, yang berasal dari Bangkalan. Kelompok suporter ini didirikan pada tahun 2009 dan selalu hadir mendukung klub asal Madura di setiap pertandingan.
K-Conk Mania dideklarasikan pada tanggal 4 Juni 2009 di Bangkalan dan terdiri dari sejumlah tokoh seperti R. Ram Halili, R. Imron Fatah, Jimhur Saros (Fathurrahman Said), dan para pencinta sepak bola lainnya.
Awalnya, kelompok suporter ini dikenal sebagai Kacong Mania, namun kemudian berganti nama menjadi K-Conk Mania, mengambil inspirasi dari bahasa Madura, “Kacong” yang berarti anak laki-laki.
K-Conk Mania telah menjadi salah satu kelompok suporter paling fanatik dan setia di Liga 1 Indonesia, dan markas besar mereka berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
Prestasi Madura United:
Galatama
1986/1987: Runner-up
1987/1988: Runner-up
1988/1989: Juara
1990: Juara
1993-94: Juara
Liga Indonesia
1994/95: Delapan Besar
2008/09: Delapan Besar
2009/10: Peringkat 15
2010/11: Peringkat 13
2014: Peringkat 4
2015: Semi Finalis
2017: Peringkat 5
2018: Peringkat 8
2019: Peringkat 5
2021/22: Peringkat 9
2022/23: Peringkat 8
Indonesia Super League U-21
juara: 2008–09
Runner-up: 2009–10
Third-place: 2012
National cups
Piala Utama
Juara: 1992
Runner-up: 1990
Piala Galatama
Runner-up: 1987, 1988, 1989
Intercontinental Competitions
Liga Champions AFC. ***