Turunminum.id – PSIS Semarang merupakan salah satu klub yang berkompetisi di Liga 1 2023/2024. Sejarah berdirinya klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar ini tentunya menarik dibahas, pasalnya klub yang berasal dari Jawa Tengah memiliki beragam prestasi.
Nah, pada kesempatan kali ini turunminum.id akan menyajikan sejarah berdirinya klub PSIS Semarang ini. Langsung saja berikut ulasannya.
Sejarah Berdirinya PSIS Semarang
PSIS Semarang merupakan salah klub kebanggaan warga Jawa Tengah. Klub ini berdiri tidak lama setelah PSSI lahir, tepatnya pada tahun 1932.
Sebelum berdirinya PSIS Semarang, ada beberapa klub di Jawa Tengah seperti klub UNION. Klub ini berdiri tanggal 2 Juli 1911. UNION sendiri hanyalah sebutan bagi tim dengan nama Tionghoa Hoa Yoe Hwee Koan.
Selanjutnya tim bernama Comite Kampioens-wedstrijden Tionghoa (CKTH) dengan gedung olahraga di wilayah Seteran. Pada tahun 1926 tim ini berubah nama menjadi Hwa Nan Voetbalbond (HNV).
Di kalangan pendukung pribumi, perkumpulan yang menonjol adalah Tots Ons Doel (TOD) yang didirikan pada 23 Mei 1928.
Dalam perjalanannya Tots Ons Doel berganti nama menjadi PS. Sport Stal Spieren (SSS). PS SSS inilah yang kemudian menjadi cikal bakal PSIS Semarang.
Pada tahun 1930 team ini berganti nama menjadi Voetbalbond Indonesia Semarang (VIS) yang berlatih di lapangan Karimata Timur.
Setelah PSSI lahir pada 19 April 1930, Voetbalbond Indonesia Semarang berganti nama penjadi Persatuan Sepak bola Indonesia Semarang (PSIS) yang beranggotakan klub sepak bola Romeo, PSKM, REA, MAS, PKVI, Naga, RIM, RDS dan SSS sendiri.
Prestasi PSIS Semarang
Pada era Liga Perserikatan tempatnya pada tahun 1987, PSIS Semarang berhasil jadi juara. Galar tersebut diraih setelah mengalahkan Persebaya dengan skor tipis 1-0. Gol tunggal itu dicetak oleh Saiful Amri.
Sebagai Juara Liga Perserikatan, PSIS pun dikirim ke Piala Sultan Hassanal Bolkiah 1987 di Brunei Darussalam. Prestasinya pun cukup membanggakan, yakni menjadi runner-up setelah dikalahkan Malaysia 1-4 di Final.
Di era devisi utama tepatnya pada tahun 1998-1999, PSIS juga sukses meraih gelar juara. Kala itu, PSIS juga berhadapan dengan Persebaya Surabaya. Berlaga di Manggarai, PSIS bermain kesetanan dan mengalahkan Persebaya dengan skor tipis 1-0 melalui gol Tugiyo di injury time babak kedua.
Dengan raihan gelar juara itu, PSIS berhak mewakili Indonesia ke Piala Champions Asia dan sayangnya langsung tunduk dari Suwon Samsung Bluewings dengan skor 3-2 di kandang dan 6-2 saat tandang.
PSIS Sempat Degradasi dari Devisi Utama ke Devisi I
Setelah berhasil meraih gelar juara divisi utama, PSIS harus mengalami perjalanan pahit. Pasalnya, klub Laskas Mahesa Jenar itu harus didegradasi ke devisi I.
Hal tersebut disebabkan, terlambat menyiapkan tim dan dukungan dana tiba-tiba macet. Hal itu pun mencatatkan diri sebagai tim pertama di Indonesia yang terdegradasi setelah menjuarai kompetisi sebelumnya.
Di musim 2000/2001, PSIS bermain di Divisi I. Tersentak oleh kenyataan pahit tersebut, manajemen tim pun bertindak. PSIS harus kembali ke Divisi Utama, begitu tekad mereka. Dan ternyata tekad itu terwujud, PSIS menjadi juara Kompetisi Divisi I tahun 2000 sekaligus kembali promosi ke divisi utama.
Suporter PSIS Semarang
Kelompok suporter PSIS Semarang sebenarnya banyak. Namun, ada dua kelompok suporter yang namanya melegenda seperti Panser Biru dan Snex.
Kedua kelompok suporter ini pendukung yang paling bersemangat dan fanatik di Indonesia. Panser Biru Blue Panzer lahir pada tanggal 25 Maret 2001 dan melalui proses yang panjang.
Sementara Snex sebenarnya merupakan bagian dari Panser Biru, namun 20 Maret 2005 mereka menjadi sebuah organisasi independen.
Stadion Jatidiri Markas dari PSIS Semarang
Stadion Jatidiri adalah sebuah stadion yang terletak di Kota Semarang, Jawa Tengah. Letaknya tepat di daerah Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur.
Stadion ini merupakan markas dari kesebelasan PSIS Semarang. Kapasitasnya mencapai 45.000 orang.
Baca juga: Sejarah dan Asal Mula Persija Jakarta Hingga Raih Seabreg Prestasi
Stadion Jatidiri dibangun pada era pemerintahan Gubernur Jawa Tengah Muhammad Ismail dan diresmikan tahun 1991. Kini, stadion tersebut telah direnovasi oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Renovasi stadion selesai pada akhir tahun 2022, renovasi terdiri dari drainase, lapangan, tribun, atap, lampu field of play (FOP), scoring board, tata suara dan fasilitas penunjang lain yang nantinya menjadi stadion kelas internasional.