Alasan Disebut El Clasico Indonesia
Dua tahun berselang, Persib vs PSMS kembali bertemu di final perserikatan, tepatnya 23 Februari 1985 di tempat yang sama, yakni Stadion Senayan.
Lagi-lagi Persib gigit jadi. Tim kebanggaan Bobotoh kalah 2-3 lewat adu penalti, setelah kedua tim selesaikan laga dengan skor 2-2 di waktu normal.
Partai final perserikatan 1985 tercatat sebagai salah satu sejarah sepak bola Indonesia. Laga ini memecahkan rekor penonton yakni 150 ribu orang enurut buku Asian Football Confederation (AFC) terbitan 1987.
Baca Juga: Persib Disanksi 70 Juta Oleh Komdis PSSI Jelang Lawan Persija
Itu merupakan catatan terbesar dalam sejarah pertandingan amatir dunia (era perseikatan belum dikenal sebagai liga profesional).
“Tapi saat itu duel panas hanya terjadi di lapangan antara dua tim, tidak merembet ke antar suporter. Saat itu suporter benar-benar sportif lah,” tutur Herrie Setyawan.
Sayangnya, laga El Clasico antara Persib vs PSMS sudah jarang tersaji. Itu karena PSMS turun kasta dan bermain di Liga 2.
Baca Juga: Rumor Transfer: Manchester United Datangkan Viktor Gyokeres, Jual Casemiro ke Flamengo
Seiring berjalannya waktu, El Clasico Indonesia akhirnya disematkan untuk laga Persib vs Persija selama dua dekade terakhir. Itu karena rivalitas sengit antar pendukung kedua tim.
“Kalau menurut saya, Persib vs Persija itu mendapat julukan El Clasico karena persaingan antar suporter kedua tim saja. El Clasico sebenarnya menurut pendapat saya Persib lawan PSMS, bukan Persib lawan Persija,” jelas Herrie Setyawan.
Baca Juga: LIB dan Persija Beri Peringatan Keras ke Bobotoh, Dilarang Away