Turunminum.id – Salah satu pemain keturunan yang bermain di Liga Yunani, Luka Keet mengaku siap bela Timnas Indonesia bila mendapat panggilan dari PSSI. Ia juga mengaku mendapat sebuah kehormatan bila mendapat kesempatan bela Merah Putih.
Karir Luke Keet
Pesepakbola berposisi winger itu memiliki darah Indonesia dari sang ibu, sedangkan sang ayah berasal dari Australia. Sedari kecil, Luke Keet sudah belajar ilmu sepakbola di Spanyol, tepatnya dari usia 13-16 tahun.
Luke Keet juga beberapa kali menjalani trial bersama klub asal Inggris bersama Salfford City FC dan Queens Park Rangers (QPR). Namun, baru pada September 2023, Luke Keet mendapat kontrak profesional dari Diagoras Rodou.
Luke Keet dikontrak selama satu tahun bersama Diagoras Rodou, klub yang kini menempati posisi 3 Liga 2 Yunani 2023/2024 zona selatan.
Baca juga: Tunggu Proses Naturalisasi, Thom Haye Pilih Liburan di Bali
Sejauh ini, Luke Keet baru mengecap satu caps bersama sang klub, tepatnya saat kalah 0-1 dari GS Ilioupolis di pekan kelima Liga 2 Yunani 2023/2024.
Karena itu, pengalaman bermain di Yunani coba ditumpahkan Luke Keet ke Timnas Indonesia jika diberi kesempatan memperkuat skuad Garuda. Hal itu diungkapkan Keet saat menjalani sesi interview bersama Yussa Nugraha di akun YouTube Yussa Nugraha.
“Menurut saya kesempatan yang indah untuk bisa dipanggil (Timnas Indonesia). Jadi, tentu saya jawab iya (jika mendapat penawaran membela Timnas Indonesia). Senang bisa menjadi bagian dari Timnas Indonesia,” kata Luke Keet mengutip dari YouTube Yussa Nugraha.
Pernah Dihubungi PSSI
Dalam pengakuan Luke Keet, ia memang pernah mendapat penawaran dari PSSI. Namun, penjajakan itu sifatnya masih awal.
“Iya pernah (dikontak PSSI). Tapi, masih di tahap awal,” lanjut pesepakbola kelahiran Jakarta 28 Juli 2003.
Menarik menanti apakah pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, kembali kepincut kepada aksi Luke Keet. Jika performa Luke Keet sesuai harapan, Shin Tae-yong diprediksi bakal mendorong PSSI untuk menaturalisasi pesepakbola yang satu ini.
Terlebih, Timnas Indonesia belum menemukan pemain keturunan jempolan di sektor depan. Rafael Struick belum tampil prima, sedangkan Ragnar Oratmangoen masih dalam tahap proses naturalisasi.