Ungkap drama penalti Justin Hubner
Sebelumnya, penendang kelima Korsel, Byeon Jun Soo telah lebih dulu sukses menaklukkan kiper Indonesia, Ernando Ari. Bahkan, para pemain punggawa Korsel pun sudah berlarian merayakan kemenangan.
Namun, drama terjadi di lapangan. Wasit Shaun Evans yang memimpin pertandingan memutuskan penalti Justin harus diulang. Tidak terkecuali, penonton yang sudah beranjak kembali lagi ke tempat nobar menyaksikan ketegangan yang kembali diulang.
Mengapa penalti Justin Hubner diulang? Wasit asal Australia itu memutuskan penalti diulang karena kiper bergerak maju melewati garis gawang saat Justin menedang bola penalti, yang dikuatkan dengan tinjauan asisten wasit video atau Video Assistant Referee (VRA).
Baca juga: Ernando Ari Bantu Timnas Indonesia U-23 Tembus Semifinal Piala Asia U-23 2024, Sang Ibu Ngaku Bangga
Wasit kini memang lebih tegas menerapkan aturan saat situasi penalti seperti ini, terutama sejak ada VRA. Seperti dilansir dalam laman badan pembuat aturan sepak bola, Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional atau International Football Association Board (IFAB).
Dalam lansiran itu, saat penalti, posisi seorang kiper harus berada di garis antara dua tiang gawang. Ia boleh bergerak sepanjang garis itu atau melompat-lompat, selama telapak kaki berada di atas garis sampai sebelum bola ditendang.
Kemudian, saat bola ditendang, setidaknya satu kaki atau bagian dari kaki harus di belakang garis gawang atau di atas garis gawang. Kiper tidak boleh bergerak maju hingga kakinya melewati garis gawang.
Jika kiper melanggar hal itu, seperti yang dilakukan Baek, penalti bisa diulang. Akan tetapi, masih ada syarat lain agar penalti tersebut diulang.
Syaratnya adalah penalti itu diselamatkan oleh kiper, seperti yang terjadi pada penalti Justin. Baek bisa mengeblok bola itu. Sesuai aturan, penalti tidak akan diulang seandainya tendangan Justin melenceng dari gawang atau mengenai tiang atau mistar sehingga bola memantul keluar gawang, serta penendang tidak terpengaruh gerakan kiper.