Turunminum.id – Wakil Ketua Komite Wasit PSSI, Yoshimi Ogawa mengatakan pembinaan wasit sama dengan pemain, yakni memberikan jam bermain. Wasit membutuhkan jam bermain untuk memimpin pertandingan.
Namun Yoshimi Ogawa menampik kalau penghentian tugas wasit itu adalah hukuman terhadap pengadil lapangan. Penghentian sebuah penugasan kepada wasit itu memberikan waktu untuk wasit merefleksokan kesalahan dan mendapat edukasi.
“Ke depan, Komite Wasit tidak akan menggunakan kata-kata dihukum, akan tetapi akan menggunakan kata-kata memberikan waktu dan edukasi kepada wasit,” ujar Yoshimi Ogawa.
Yoshima Ogawa juga menyatakan pihaknya akan menerapkan aturan promosi dan degradasi bagi wasit yang memimpin pertandingan di Liga 1 dan Liga 2. “Promosi dan degradasi ini sesuai dengan performa mereka,” ujarnya.
Baca juga: Erick Thohir Jabat Ketua Komite Wasit, Tak Ragu Jatuhkan Sanksi Seumur Hidup
Dengan adanya penerapan promosi dan degradasi, lanjut Yoshima Komite Wasit PSSI akan selalu mendidik dengan cara memberikan para wasit masukan teknis setiap pekannya.
Untuk menjadi Wasit Liga 1 dan Liga 2 PSSI, seorang wasit tidak cukup hanya mengantongi lisensi C1, akan tetapi juga harus sistem seleksi yang ketat, dimulai dari seleksi fitness test FIFA level 2, hingga penilaian performa dalam memimpin setiap pekannya dengan sistem evaluasi berjenjang.
Alur pembinaan wasit C1 yang tergabung sebagai wasit kategori A dan B, yaitu wasit yang dapat memimpin di Liga 1 (C1-A) dan wasit yang dapat memimpin di Liga 2 (C1-B), terdiri dari 3 siklus yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Siklus tersebut terdiri dari penugasan, penilaian dan evaluasi, serta edukasi.
PSSI bersama dengan JFA dan dibantu oleh FIFA, menyusun sistem evaluasi yang terdiri dari 3 tahap, untuk setiap pertandingannya. Tahapan pertama adalah penilaian dari Penilai Wasit dilapangan kemudian penilaian dari Tim Evaluasi PSSI dan penilaian dari JFA.