Turunminum.id – Pesenam artistik Indonesia, Rifda Irfanaluthfi mengakhiri debutnya di Olimpiade Paris 2024 dengan hasil yang kurang memuaskan karena cedera.
Meskipun begitu, Pengurus Persatuan Senam Indonesia (Gymnastics Indonesia) tetap memberikan apresiasi tinggi terhadap perjuangan Rifda.
Ketua Gymnastics Indonesia, Ita Yuliati, menekankan bahwa yang lebih penting dari hasil akhir adalah proses dan pencapaian Rifda sebagai atlet senam Indonesia pertama yang berhasil menembus Olimpiade.
Tanggapan Ita Yuliati
Ita Yuliati mengungkapkan bahwa pencapaian Rifda sudah luar biasa, dan itu menjadi alasan utama untuk memberikan apresiasi.
“Proses perjalanan Rifda untuk mencapai status sebagai Olympian pertama dari cabang olahraga gymnastics tidaklah mudah.”
“Banyak lika-liku yang harus dilalui,” kata Ita Yuliati. Dia menambahkan, “Kami sangat mengapresiasi kerja keras Rifda dan pelatihnya, Eva Butarbutar, yang telah berjuang keras untuk sampai ke Olimpiade Paris 2024.”
Rifda, yang berusia 24 tahun, harus menghadapi perjuangan besar di Bercy Arena, Paris, pada Minggu (28/7/2024).
Cedera yang dideritanya menyebabkan penampilannya tidak optimal. Meski begitu, usaha dan tekadnya tetap patut dihargai.
“Alhamdulillah, Rifda telah berhasil menyelesaikan penampilannya di Olimpiade Paris 2024.”
Rasa Syukur Atas Pencapaian
“Sebagai Ketua Umum Gymnastics Indonesia, saya bersyukur bahwa perjuangan kita semua untuk membawa Rifda ke Olimpiade akhirnya membuahkan hasil,” ujar Ita Yuliati dalam rilis Gymnastics Indonesia, Selasa (30/7/2024).
“Rifda telah secara sah menyandang gelar Olympian. Perjalanan menuju Olimpiade itu sendiri yang harus kita apresiasi bersama, karena tidak mudah untuk mencapai Olimpiade seperti sekarang ini.”
Di Olimpiade Paris 2024, Rifda hanya tampil di nomor uneven bars (palang bertingkat) karena kondisinya yang belum sepenuhnya pulih dari cedera.
Tiga pekan sebelum Olimpiade, lutut Rifda mengalami pembengkakan saat training camp di Heerenveen, Belanda.
Meskipun kondisinya membaik dan ia sempat mencoba empat alat saat latihan, cedera tersebut mengharuskannya hanya tampil di satu alat.
Kabar Buruk dari Rifda
Kabar buruk datang saat Rifda tiba di Paris, tepatnya saat menjalani sesi latihan. Rifda mengalami cedera saat melakukan lompatan di vaulting.
Meskipun penanganan medis telah dilakukan secara maksimal oleh tim dokter Indonesia, kondisinya belum pulih sepenuhnya, dan dia masih merasakan sakit.
Akibatnya, Rifda tidak dapat turun di tiga alat yang awalnya direncanakan.
Namun, semangat juang Rifda tetap tinggi. Ia memutuskan untuk tetap tampil di Olimpiade meskipun harus dibantu oleh pelatih untuk berjalan jauh ke venue pertandingan dan di sekitar area pertandingan.
Rifda hanya tampil di uneven bars, meskipun tidak dapat menyelesaikan full routine terutama pada bagian dismount.