Cerita Bima Sakti Soal Garuda Muda Ajaib
Bima Sakti mengatakan persiapan tim kurang lebih 4 bulan. Timnas kumpul di Jakarta pada 9 Juli 2023. Besoknya Garuda Muda sudah memulai latihan perdana. Sebulan kemudian, awal Agustus Timnas Indonesia U17 melakoni uji coba di Bali dengan tim Barcelona dan terakhir Korea Selatan.
Bima Sakti menegaskan persiapan Timnas Indonesia U17 bukan hanya singkat, akan tetapi kondisi sepak bola Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Saat itu, kompetisi Elite Pro Academy (EPA) atau kompetisi usia muda terhenti.
Begitu juga dengan Piala Suratin tak berputar. Faktor penyebab turnamen sepak bula usia muda ini tak bergulir lantaran Tragedi Kanjuruhan yang mencengangkan dunia.
Kualifikasi Piala Asia U17 pada bulan Oktober 2022 itu menjadi kegiatan terkahir. Setelah itu, seluruh turnamen vakum. Singkat cerita, Bima Sakti bersama tim pun mencari strategi apik untuk mensiasati situasi tersebut.
Akhirnya ramuan tim dengan mengumpulkan tim dari sebagian tim Piala AFF U16, lalu seleksi dari 12 kota seluruh Indonesia, pemain diaspora dan naturalisasi pemain bertalenta siap pakai.
Strategi ini juga merupakan upaya PSSI untuk memberikan kesempatan bagi talenta muda di daerah untuk mengembangkan bakat sepak bola. “Situasi sama sekali enggak ada kompetisi selama 8 bulan karena situasi Kanjuruhan. EPA berhenti, Suratin juga,” ujar Bima Sakti.
Baca juga: Gagal Lolos ke Babak 16 Besar Piala Dunia U-17, Bima Sakti dan Arkhan Kaka Kompak Minta Maaf
Namun, Bima Sakti pun bersyukur bisa melewati itu semua dengan maksimal. Persiapan yang terbilang singkat namun efektif. Program pemusatan latihan di Jakarta, Bali dan terakhir TC di Jerman ini memberikan dampak positif terhadap performa di lapangan.
Apalagi uji coba di Jerman dengan tim yang secara usia berada di atasnya itu membuat Garuda Muda lebih percaya diri. Buktinya, saat laga perdana Iqbal Dwijangge dkk tidak gentar menghadapi pemain lawan berpostur tinggi besar.
“Ini Ajaib, dengan persiapan singkat Indonesia bisa mencuri dua poin. Dua kali imbang dan satu kali kalah,” ujarnya.
Bima Sakti menyebut hasil ini merupakan sangat ajaib jika membandingkan dengan tim lain dengan persiapan lebih matang namun tak mendapat poin.
Sebut saja, Korea Selatan, Polandia, Kanada, Kaledonia Baru, dan Selandia Baru. Mereka dari awal hingga akhir sama sekali kosong alias belum pernah kantongi poin.