Stakeholder harus bahu membahu memajukan sepak bola Indonesia
Lebih lanjut, Ia menanggapi kekalahan Indonesia dari Maroko harus menjadi momentum bagi para pemangku kepentingan sepak bola nasional.
“Ini momentum stakeholder sepak bola di Indonesia, baik itu klub dan asosiasi-asosiasi provinsi PSSI agar bisa membina lebih banyak pemain muda,” ujarnya lagi
Sosok bernama lengkap A.S. Sukawijaya ini, mengungkapkan tim asuhan Bima Sakti itu harus belajar dari tiga laga yang sudah dilakoninyadi Grup A.
Yang paling mendasar dan mencolok ialah postur tubuh para pemain lawan yang ideal. Hal ini membuktikan bahwa aspek gizi sudah mendapatkan perhatian sejak dini.
Pria yang menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang itu menjelaskan, pola makan dan gizi sangat menentukan terhadap perkembangan pesepak bola muda untuk bisa menjadi atlet profesional di masa mendatang.
Baca Juga: PSSI Soal Genangan di JIS saat Piala Dunia U17 2023, Berbeda dengan Stadion Eropa
Ia dengan tegas menyebut Ekuador, Panama dan Maroko bisa dijadikan contoh untuk pembinaan usia muda Indonesia.
“Mereka pembinaan usia mudanya tidak setengah-setengah. Baik kompetisi dan turnamennya stabil dan berkelanjutan,” ujarnya.
Yoyok Sukawi rupanya sangat memperhatikan bentuk fisik tim rival Iqbal Gwijangge dkk yang dinilai memilki postir ideal.