Turunminum.id – Serikat pekerja di operator bandara Paris, Aéroports de Paris (ADP), mengancam akan melakukan mogok kerja pada hari upacara pembukaan Olimpiade Paris yang akan berlangsung pada 26 Juli mendatang.
Menurut laporan AFP, petugas bandara yang tergabung dalam serikat pekerja Force Ouvriere (FO) telah memberikan peringatan ini pada Jumat, 19 Juli, meskipun sudah ada kesepakatan dengan manajemen untuk tidak melakukan aksi mogok.
Ancaman Mogok Kerja
FO mengancam akan memulai mogok kerja sejak pukul 05.00 pagi pada Jumat, 26 Juli, hingga pukul 07.00 pagi pada Sabtu, 27 Juli.
Hari Jumat, 26 Juli, adalah hari upacara pembukaan Olimpiade Paris, sebuah ajang olahraga internasional yang akan diadakan dari 26 Juli hingga 11 Agustus 2024.
Pada hari tersebut, tidak akan ada penerbangan domestik yang dilakukan mulai pukul 18.30 hingga 00.00 waktu Paris dalam radius 150 kilometer di sekitar Paris.
Oleh karena itu, mogok kerja para petugas bandara kemungkinan tidak akan berdampak signifikan pada layanan penerbangan.
Aksi mogok kerja serikat pekerja FO ini didorong oleh tuntutan para petugas untuk mendapatkan bonus selama bekerja ketika Olimpiade Paris berlangsung.
Selama olimpiade, jumlah orang yang akan datang ke Paris diperkirakan akan meningkat drastis, yang akan menyebabkan lonjakan jumlah pengunjung di bandara dan membuat petugas kewalahan.
Kesepakatan Untuk Mencegak Aksi Mogok Kerja
FO ADP dan manajemen akhirnya mencapai kesepakatan pada pekan lalu untuk mencegah aksi mogok kerja tersebut.
Manajemen menawarkan kenaikan gaji dari 300 euro (Rp5,2 juta) menjadi 1.000 euro (Rp17,5 juta) serta beberapa langkah pembayaran lainnya.
Meski begitu, menurut FO, penawaran tersebut hanya memberikan “keuntungan parsial dan kecil.”
Selain petugas bandara, para penari juga mengancam akan mogok kerja selama upacara pembukaan Olimpiade Paris.
Serikat pekerja SFA-CGT, yang mewakili 10 persen dari 3.000 penari dalam upacara, menyatakan adanya “perbedaan yang keterlaluan” dalam gaji di antara para penari.
Negosiasi antara para penari dan pihak penyelenggara olimpiade pada Selasa, 23 Juli, berujung buntu. Para penari menolak tawaran tambahan gaji sebesar 120 euro (Rp2,1 juta) untuk penari dengan bayaran terendah.
Mengancam Mogok Kerja Jelang Olimpiade Paris
Sejumlah besar pekerja sektor publik di Prancis telah mengancam akan mogok kerja atau sudah berhenti bekerja menjelang Olimpiade Paris.
Mereka menuntut bonus setimpal karena harus bekerja selama periode 26 Juli hingga 11 Agustus, yang bertepatan dengan liburan musim panas.
Pemerintah telah menyepakati pembayaran gaji hingga 1.900 euro (Rp33 juta) untuk aparat kepolisian dan pegawai kota di Paris.
Ancaman mogok kerja ini menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam di kalangan pekerja terhadap kondisi kerja mereka, terutama ketika mereka dihadapkan pada tuntutan tinggi selama penyelenggaraan acara internasional besar seperti Olimpiade.
Meskipun ada upaya negosiasi dan tawaran kenaikan gaji, banyak pekerja merasa bahwa kompensasi yang ditawarkan tidak cukup untuk mengimbangi beban kerja tambahan dan stres yang akan mereka hadapi.