Turunminum.id – Djarum Foundation menegaskan keseriusan untuk membangun pondasi sepak bola putri melalui MilkLife Soccer Challenge 2024. Kota Solo dipilih untuk membidik talenta-talenta terbaik.
Djarum Foundation selama ini dikenal lewat kehebatannya membangun pondasi bulu tangkis. Banyak turnamen digelar di berbagai kota untuk mencari talenta terbaik dan dilatih jadi juara dunia.
Keberhasilan itu coba ditularkan dengan ikut membangun sepak bola putri Tanah Air. Salah satu turnamen untuk menghidupkan gairah dari akar rumput adalah MilkLife Soccer Challenge 2024.
Total ada delapan kota yang dipilih untuk series 1, mulai dari Kudus, Surabaya, Jakarta, Tangerang, Bandung, Solo, Yogyakarta dan Semarang. Turnamen ini memperlombakan kelompok usia 10 tahun dan 12 tahun.
Khusus untuk Kota Solo, MilkLife Soccer Challenge 2024 diikuti 389 siswi yang berasal dari 24 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD). Ajang ini terpusat di Lapangan Kottabarat Solo pada 25-28 Juli 2024.
MilkLife Soccer Challenge 2024 yang berlangsung di Kota Solo dibarengkan dengan pelaksanaan di Kota Yogyakarta. Lapangan Tridadi Sleman menjadi ajang 452 siswi membuktikan kualitas sebagai “the next Claudia Scheunemann”.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menegaskan tekad untuk membangun pondasi sepak bola putri. Bukan tidak mungkin sepak bola putri Indonesia akan lebih dahulu menembus Piala Dunia ketimbang kelompok putra.
“Kita punya tekad, dengan melihat potensi yang sangat besar dan negara-negara yang punya sepak bola kuat seperti Timur Tengah belum melirik sepak bola putri, kita punya potensi untuk lebih dulu ke World Cup dibandingkan yang putra. Harapannya akan seperti itu,” kata Yoppy Rosimin, Jumat (26/7) siang.
Yoppy Rosimin pun bercerita tentang keseriusan mengembangkan sepak bola putri. Ternyata, proses pendalaman untuk pilih memajukan sepak bola putri sudah dilakukan sebelum virus Covid-19 melanda dunia.
Indonesia pernah memiliki sepak bola putri yang kuat para era 80-an. Setelah itu, kejayaan itu luntur seiring ekosistem sepak bola putri yang kurang bagus. Maka, Djarum Foundation memulai langkah dengan pengembangan usia dini.
“Tentu kita tidak asal punya ambisi lalu tidak membangun, harus dibangun mulai dari dasar. Jadi kita harus melakukan pemasaran, sebanyak-banyaknya atlet cewek bermain sepak bola,” jelas Yoppy Rosimin.
“Apakah dia bisa (bermain sepak bola) atau tidak bisa, disuruh latihan saja. Itu nantinya akan memicu bibit potensi yang selama ini tidak muncul, akan bertebaran dimana-mana,” lanjut Yoppy Rosimin.