Turunminum.id – Persik Kediri merupakan salah satu klub sepakbola profesional di Tanah Air yang memiliki sejarah panjang dan menarik untuk dibahas. Dari prestasi yang pernah diraih hingga melekatnya julukan Macan Putih.
Tidak usah menunggu lama! Yuk langsung saja, berikut sejarah berdirinya Persik Kediri hingga melekatnya julukan Macan Putih.
Sejarah Berdirinya Persik Kediri
Persik Kediri merupakan salah satu klub profesional berasal dari Kota Kediri, Jawa Timur. Klub kebanggaan warga Kediri ini berdiri pada 19 Mei 1950.
Perjalanan berdirinya Persik Kediri itu berawal dari dibukanya pabrik-pabrik Belanda yang memperkerjakan orang-orang Belanda. Merekalah yang yang membawa sepak bola hingga jauh ke pedalaman seperti Kediri.
Pada awalnya masyarakat Kediri hanya menjadi penonton saat olahraga sepak bola ini dimainkan oleh para pekerja Belanda.
Para karyawan ini sering melakukan latih tanding dan saat anggota timnya kurang mereka sering meminta penonton untuk ikut bermain. Dari sinilah awal dari masyarakat Kediri mengenal permainan sepak bola.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Kediri mulai memainkannya sendiri tanpa adanya orang Belanda.
Baca juga: Sejarah Arema Malang yang Terinspirasi Dari Zodiak Leo
Sepak bola seakan menjadi budaya di kalangan masyarakat, sepak bola di Kediri mulai berkembang dengan munculnya klub-klub sepak bola yang ada di daerah Kediri.
Tidak hanya klub kecil yang muncul di beberapa wilayah Kediri saja, akan tetapi di tahun 1950 berdirilah klub persatuan sepak bola di Kediri, yaitu Persik.
Kala itu, klub ini didirikan oleh Bupati Kediri yang saat itu dijabat oleh R. Muhammad Machin. Perdirian klub ini dibantu oleh M. Sanusi (Kusni) dan T.H.D. Rachmat atau yang memiliki panggilan akrab Om Djie alias Liem Giok Djie.
Beliau adalah seorang petinggi dari PT. Gudang Garam yang memiliki kesamaan dengan R. Muhammad Machin dalam hal olahraga sepak bola.
Ketika mereka berdua bertemu munculah kesepakatan untuk mengembangkan pembinaan sepak bola di Kediri, dan untuk pertama kali bendera tim dirancang yang tersusun dari dua warna yang berbeda. Bagian atas berwarna merah dan bawahnya hitam dengan tulisan Persik di tengah-tengah kedua warna berbeda tersebut.
Prestasi Persik Kediri
Sejak berdirinya klub berjuluk Macan Putih ini, telah memiliki sejumlah catatan presentasi yang membuat warga Kediri merasa bangga. Adapun beberapa prestasi yang dimilikinya sebagai berikut.
Tahun 1999/2000 – Juara I Divisi Dua (promosi ke Divisi Satu Liga Indonesia)
Tahun 2002 – Juara I Divisi Satu (promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia)
Tahun 2003 – Juara I Divisi Utama
Tahun 2006 – Juara I Divisi Utama
Tahun 2013 – Juara III Divisi Utama (promosi ke Liga Super Indonesia)
Tahun 2018 – Juara I Liga 3 (promosi ke Liga 2)
Tahun 2019 – Juara I Liga 2 (promosi ke Liga 1)
Melekatnya Julukan Macan Putih
Julukan Macan Putih begitu melekat di Persik Kediri. Meski julukan tersebut baru eksis pada sekitar 2001 silam.
HA Maschut yang saat itu menjabat sebagai Wali Kota Kediri sekaligus ketua klub adalah sosok di balik munculnya julukan Macan Putih bagi Persik Kediri.
Julukan tersebut mulai dipatenkan setelah Persik Kediri berhasil promosi ke Divisi 1 (sekarang Liga 2) pada 2001 silam. Pemberian julukan Macan Putih kepada Persik Kediri tidak begitu saja muncul sembarangan.
Baca juga: Sejarah Klub Persikabo 1973, Berdiri Sejak 2015 dan Gonta Ganti Nama
Julukan Macan Putih diambil dari salah satu bagian lambang Pemerintah Kota Kediri. Macan Putih dalam lambang Pemerintah Kota Kediri diyakini sebagai penjelmaan Prabu Jayabaya yang hingga saat ini menjadi simbol kemasyuran Tanah Kediri.
Prabu Jayabaya adalah raja ketiga Kerajaan Kediri sekaligus menjadi raja paling berpengaruh dalam peradaban masyarakat Jawa.
Pemberian julukan Macan Putih membawa dampak positif tersendiri bagi Persik Kediri. Entah ada hubungannya atau tidak, tetapi semenjak julukan Macan Putih digunakan, militansi pendukung Persik Kediri semakin bertambah.
.
Terbukti pada tahun yang sama pendukung Persik Kediri memutuskan melebur di bawah satu nama Persikmania.
Markas Persik Kediri
Persik Kediri bermarkas di Stadion Brawijaya yang berada di Kota Kediri, Jawa Timur. Stadion ini dibangun pada tahun 1983, dan mengalami pembenahan pada tahun 2000.
Stadion Brawijaya memiliki kapasitas 10.000 tempat duduk, kondisi dan kelayakan Stadion Brawijaya kurang mendukung untuk menjadi markas bagi Tim yang memiliki nama besar di Indonesia seperti Persik Kediri yang telah mengoleksi dua kali gelar juara liga Indonesia.