Turunminum.id – Ada peraturan baru yang diterapkan di UEFA Euro 2024 terkait pertandingan, di mana hanya kapten dari masing-masing tim saja yang diperbolehkan melakukan protes ke wasit.
Laga Euro 2024 sendiri, dijadwalkan bakal berlangsung di Jerman pada 14 Juni sampai 14 Juli 2024 mendatang.
Seperti diketahui, sebelumnya semua pemain berhak melakukan protes jike keberatan dengan keputusan wasit. Namun, kebijakan ini sudah tak berlaku lagi di Euro 2024.
UEFA telah memastikan hanya kapten saja yang bisa mengajukan protes kepada wasit, lantaran menurut Direktur Pelaksana Wasit UEFA, Roberto Rosetti, cara tersebut dilakukan demi menghadirkan komunikasi yang lebih jelas antara wasit dan pemain.
Jika ada pemain yang bukan kapten melakukan protes, maka dipastikan langsung terkena kartu kuning dari wasit.
BACA JUGA: Chelsea Pasang Target Lolos Liga Europa Musim Depan di Sisa Tiga Laga Terakhir
Sulit Menjadi Wasit Modern
Rosetti mengakui saat ini sulit menjadi wasit di sepakbola modern. Pasalnya, dalam satu pertandingan wasit bisa melakukan 200-250 keputusan, sehingga tekanan yang luar biasa pasti dirasakan wasit.
Oleh sebab itu, UEFA memutuskan untuk melarang pemain selain kapten untuk protes kepada wasit di pertandingan Euro 2024 untuk menghindari bertambahnya tekanan tersebut, sehingga pertandingan bisa berjalan lancar.
“Menjadi wasit di permainan modern sangatlah sulit. Wasit tengah mengambil antara 200 hingga 250 keputusan per pertandingan (satu keputusan setiap 22 detik) dalam situasi sulit dan terkadang kontroversial, di bawah tekanan besar, dengan masing-masing keputusan diperiksa dan ditonton ulang dari berbagai sudut berbeda oleh penggemar dan pakar,” kata Rosetti, dikutip dari Malaymail, Rabu (15/4/2024).
“Mereka (wasit) menerima banyak informasi dari Video Assistant Referee (VAR), dan kami siap berbicara dan berbagi lebih banyak detail dengan para pemain dan pelatih untuk membantu mereka memahami bagaimana keputusan diambil,” jelas Rosetti.
“Menjelaskan keputusan dengan 22 pemain yang mengerumuni Anda adalah hal yang mustahil bagi seorang wasit. Hal ini dapat menyebabkan terputusnya komunikasi, dan permainan yang indah berubah menjadi sangat buruk dengan sangat cepat,” lanjutnya.
“Kami meminta semua tim memastikan kapten mereka adalah satu-satunya pemain yang berbicara kepada wasit. Kami meminta para kapten untuk memastikan rekan satu timnya tidak mengganggu dan mengelilingi wasit, memungkinkan terjadinya percakapan langsung agar keputusan dapat disampaikan secara tepat waktu dan penuh hormat,” kata Rosetti.
“Yang penting, kami hanya ingin kapten tim yang ingin mendiskusikan suatu keputusan bisa mendekati wasit,” tutupnya.
Sementara itu, jika kapten dalam satu tim berposisi sebagai kiper, maka sang kapten harus menunjuk satu pemain di lapangan untuk berbicara dengan wasit.