Turunminum.id – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengaku pemerintah dan federasi telah melakukan sejumlah usaha untuk menutupi ras kesedihan akibat tragedi Kanjuruhan. Namun, belum ada usaha yang tepat yang dapat menutupi rasa kesedihan akibat tragedi Kanjuruhan itu.
“Sejak awal saya secara pribadi sangat prihatin dan kalau kita bicara semua effort (usaha) yang diberikan itu pun belum tentu mengobati kehilangan itu,” kata Erick dalam sesi konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Baca juga: PSSI Bagi Tugas Shin Tae-yong dan Indra Sjafri untuk Latih Timnas Indonesia
“Itu fakta, siapapun, kehilangan keluarga yang saya rasa bukan hal mudah, apapun effort-nya tidak ada imbalannya,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Erick menyebut tak bisa ikut campur soal putusan pengadilan. Petinggi PSSI yang juga Menteri BUMN itu mengatakan bahwa PSSI hanya bisa mendorong agar hukuman yang setimpal.
“Kita tidak mau dibilang PSSI mendiamkan, kita ini melakukan perbaikan. Proses hukum kita tidak bisa intervensi tapi kita dorong hukuman maksimal, hukuman seperti apa itu pihak pengadilan. Saya rasa kita punya komitmen sama itu tidak terulang lagi,” ucap Erick.
Erick Thohir juga memberikan tanggapan soal larangan suporter tandang. Ia meminta agar suporter untuk menahan diri. Kebijakan itu, katanya, merupakan bagian dari transformasi sepakbola imbas tragedi Kanjuruhan.
Baca juga: Tunjukkan Surat Instruksi FIFA Terkait JIS, Erick Thohir: PSSI Tak Ingin Terjebak Isu Politik
“Saya minta suporter bersabar, ini ada proses, prosesnya tidak mudah, panjang. Kita ingin suporter selamat pulang ke rumah (selepas pertandingan), kita tidak mengekang, ini bagian regulasi,” katanya.
Seperti yang kita ketahui, tragedi Kanjuruhan merupakan salah satu tragedi terbesar dalam sejarah sepakbola dunia. Sebanyak 130 korban tewas dalam peristiwa yang terjadi di pengujung pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, 30 September 2022, itu.