Turunminum.id – Pada Olimpiade Paris 2024, perenang Amerika Serikat Kate Douglass berhasil meraih medali emas.
Dalam nomor 200 meter gaya dada putri dengan catatan waktu 2 menit 19,24 detik, mencetak rekor baru.
Douglass mengaitkan keberhasilannya ini dengan penerapan ilmu statistik yang dipelajarinya saat kuliah.
Lulusan dari Statistik
Douglass, yang merupakan lulusan jurusan statistik, memanfaatkan pengetahuannya untuk mengalahkan para pesaingnya.
Termasuk juara dunia Tes Schouten dari Belanda dan juara bertahan Olimpiade Tatjana Smith dari Afrika Selatan.
Dalam perlombaan tersebut, Smith memulai dengan sangat cepat, memimpin pada 50 meter pertama.
Namun, Douglass segera mengambil alih posisi terdepan dan mempertahankannya hingga mencapai garis akhir.
Douglass menjelaskan bahwa ia menggunakan ilmu statistik dengan menghitung jumlah gerakan renang gaya dada yang dilakukan selama lomba 200 meter.
Tanggapan Dari Douglass
“Saya merasa bahwa dalam beberapa kali terakhir, setidaknya saat saya mencatat waktu 2 menit 19 detik, saya memiliki jumlah gerakan tertentu yang saya patuhi.”
“Jadi, saya tahu jika saya tetap pada rencana itu, saya bisa mencatat waktu 2 menit 19 detik lagi,” kata Douglass, seperti dikutip dari laman resmi Olimpiade Paris 2024.
Menurut Douglass, fokusnya pada jumlah gerakan ini adalah kunci keberhasilannya. Ia menyadari bahwa setiap kali berenang dalam nomor 200 meter gaya dada, ia melakukan hitungan gerakan tertentu.
Jika dia menyimpang dari hitungan tersebut, perlombaan tidak berjalan sesuai rencana. Dengan strategi ini, Douglass mampu mempertahankan performanya dan memecahkan rekor pribadinya.
Catatan waktu yang dicapai Douglass di Olimpiade Paris 2024 ini berhasil memperbaiki rekornya sendiri di Amerika.
Yang sebelumnya adalah 2 menit 19,30 detik. Pada kesempatan ini, ia mencatat waktu 2 menit 19,24 detik.
Berharap Untuk Pensiun
Tatjana Smith, yang berharap untuk pensiun dengan dua medali emas setelah kemenangannya dalam nomor 100 meter gaya dada.
Harus puas finis di posisi kedua dengan waktu 2 menit 19,60 detik, terpaut 0,36 detik di belakang Douglass.
Sementara itu, Tes Schouten dari Belanda berada di posisi ketiga dengan catatan waktu 2 menit 21,05 detik.
Pencapaian Douglass ini tidak hanya membuktikan kemampuan atletiknya, tetapi juga menunjukkan bagaimana ilmu pengetahuan dapat diterapkan dalam olahraga untuk mencapai hasil maksimal.
Smith, yang turut merasakan persaingan ketat, mengakui kemampuan Douglass. “Ini luar biasa, catatan waktu yang kami lihat,” ujar Smith.